[JAKARTA] Pembangunan jembatan Selat Sunda yang sudah dimulai, meskipun pembangunan fisiknya baru dimulai 2014, harus menggunakan standar-standar internasional. Hal itu penting agar peristiwa runtuhnya Jembatan Kutai Kertanegara tidak terluang di Selat Sunda pada waktu mendatang.
"Sekarang dilakukan studi, hal ini dilakukan tidak lama setelah dikeluarkannya Perpres 86/2011 tentang Pembangunan Jembatan Selat Sunda," kata pakar Konstruksi Prof Dr Ir Wiratman Wangsadinata dalam acara diskusi soal Jembatan Selat Sunda di Gedung Kementerian Pekerjaan Umum, Kamis (15/12).
Wiratman mengatakan, jembatan Selat Sunda panjangnya 30 KM dan direncankan mempunyai kekuatan sampai 200 tahun ke depan. Oleh karena itu, kata dia, pembangunan jembatan tersebut ditenderkan secara internasional. "Bahan-bahannya harus memakai standar internasional," kata perencana pembangunan Jembatan Selat Sunda ini.
Alumnus ITS Surabaya ini menegaskan, dalam pembangunan Jembatan Selat Sunda akan melibat banyak pakar dari berbagai negara. "Walaupun pakarnya banyak dari luar, namun pakar Indonesialah sebagai pengendali," kata dia.
Dikatakan, pada jembatan Selat Sunda kedalaman tiang pancang adalah sekitar 100 meter dan tinggi 85 meter di atas permukaan air. "Dan pembangunan jembatan ini akan memakan waktu selama 10 tahun," kata dia.
Jembatan tersebut terdiri dari dua bentang gantung yang masing-masing bentang gantung sepanjang 2.300 meter. Bentang gantung, kata dia, sangat penting untuk lalulintas kapal-kapal internasional di Selat Sunda. Bentang gantung ini terbuat dari baja dan bajanya jelas baja dengan kualitas internasional. "Baja ini diimpor dari Kanada," kata dia.
Sementara dana yang dihabiskan untuk membangun Jembatan Selat Sunda akan menghabiskan dana US$ 25 miliar atau sekitar Rp 250 triliun.
Tetapi sebelum pembangunan fisik ada sejumlah hal yang dilakukan yaitu studi kelayakan, perencanaan dan pembangunan, pengoperasian, dan perawatan. "Jembatan akan bertahan sesuai waktu yang ditargetkan kalau keempat tahap ini dijalankan dengan benar. Konstruksinya harus benar, dan pengawasan harus dilakukan," kata dia.
Ia menegaskan, sebagai perencana Jembatan Selat Sunda, Wiratman telah melibatkan perusahaan Italia dalam pengawasan pembangunan jembatan tersebut."Nama perusahaannya adalah Stratto di Massina. Perusahaan ini sudah berpengalaman membangun jembatan panjang," kata dia.
Sumber
Jumat, 16 Desember 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar